Kenapa Label ‘No Pork, No Lard’ Lebih Umum Digunakan?

Ilustrasi label no pork no lard pada sebuah restoran

HALAL CORRIDOR – Saat berbicara soal makanan, kita sering melihat label “no pork, no lard” pada sebuah restoran atau makanan tertentu, tetapi jarang sekali menemukan label “non-halal”.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa perbedaan mendalam di balik kedua label tersebut dan mengapa label “no pork, no lard” lebih banyak ditemui?

Ternyata, ada beberapa alasan kenapa label non-halal jarang digunakan, diantaranya:

Baca Artikel Menarik Lainnya: 6 Makanan Nonhalal yang Dimodifikasi Jadi Halal

1. Label “No Pork, No Lard” Lebih Umum Dikenal di Pasar Internasional

Label “no pork, no lard” sebenarnya lebih banyak ditemukan karena sifatnya yang lebih umum dan mudah dipahami oleh pasar internasional.

Banyak negara yang memiliki populasi Muslim atau pengikut agama lain yang menghindari pork dan lard, namun tidak semuanya mengenal istilah halal.

Sehingga, label ini lebih menjadi pilihan yang aman bagi produsen yang ingin memperluas jangkauan pasar mereka tanpa harus terikat dengan regulasi sertifikasi halal yang spesifik di tiap negara.

2. Label “Non-Halal” Terasa Terbatas dan Bisa Menimbulkan Keraguan

Label “non-halal” cenderung jarang digunakan karena dapat memberikan kesan negatif atau menimbulkan keraguan bagi konsumen, terutama di negara dengan mayoritas Muslim.

Produk yang dilabeli “non-halal” bisa dianggap kurang diinginkan, atau bahkan terlarang oleh sebagian kalangan.

Oleh karena itu, produsen memilih untuk tidak menggunakan label ini karena alasan pemasaran dan untuk menghindari potensi penurunan permintaan.

3. “No Pork, No Lard” Lebih Mudah Diterima oleh Berbagai Kalangan

Di banyak pasar internasional, “no pork, no lard” menjadi label yang lebih netral dan dapat diterima oleh konsumen dengan berbagai latar belakang agama dan budaya.

Misalnya, label ini tidak hanya menjawab kebutuhan umat Muslim, tapi juga bisa berlaku untuk orang-orang yang menghindari lemak babi karena alasan kesehatan atau etika, seperti vegetarian atau vegan.

Bacaan Lainnya: Cara Sertifikasi Halal Produk Impor Bisa Masuk Indonesia

4. Tuntutan Global yang Meningkat untuk Transparansi Produk Makanan

Dengan semakin meningkatnya tuntutan untuk transparansi produk makanan, banyak produsen lebih memilih untuk mencantumkan label yang menjelaskan secara jelas bahan-bahan yang terkandung dalam produk mereka.

“No pork, no lard” memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai bahan apa yang digunakan dalam produk tersebut, membantu konsumen untuk lebih mudah memilih tanpa perlu memahami sertifikasi halal yang rumit.

5. Pengaruh Globalisasi dan Standarisasi Makanan

Globalisasi perdagangan membawa kita pada standarisasi produk yang lebih luas. Dalam hal ini, label “no pork, no lard” digunakan karena lebih mudah dimengerti oleh konsumen di banyak negara.

Misalnya, produk yang dijual di pasar internasional, seperti di Asia Tenggara atau Timur Tengah, lebih cenderung menggunakan label tersebut karena pengertian yang lebih sederhana dibandingkan dengan harus menjelaskan proses sertifikasi halal yang kompleks.

Itu alasan kenapa label “no pork, no lard” lebih sering ditemukan karena sifatnya yang lebih mudah diterima di pasar global, penting untuk selalu memeriksa apakah suatu produk benar-benar bersertifikat halal.

Konsumsi produk yang telah terjamin halal, dengan proses sertifikasi yang sah, akan memberikan rasa aman dan memenuhi standar keyakinan Anda.

Jadi, selalu pastikan produk yang Anda konsumsi tidak hanya menggunakan label “no pork, no lard”, tetapi juga memiliki sertifikasi halal yang jelas dan diakui oleh lembaga resmi. (AL)

Categories: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *