Kenapa Sushi Bisa Tak Halal? Ini Penyebabnya

Sushi (freepik)

HALAL CORRIDOR – Sushi adalah hidangan khas Jepang yang telah mendunia. Berawal dari Jepang, sushi kini bisa ditemukan hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan beragam varian dan harga yang sangat bervariasi.

Sushi terdiri dari nasi yang dibumbui dengan cuka, gula, dan garam, serta dilengkapi dengan irisan ikan atau seafood lainnya, seperti udang, cumi, atau kepiting.

Di Indonesia, restoran sushi semakin menjamur, mulai dari yang menawarkan sushi premium hingga yang lebih terjangkau di kedai kaki lima.

Walaupun sushi adalah makanan yang populer, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh umat Muslim agar dapat memastikan bahwa sushi yang mereka konsumsi adalah halal.

Baca Artikel Menarik Lainnya: Apakah Air Tape Ketan Halal untuk Dikonsumsi?

Secara umum, sushi terbuat dari bahan-bahan yang halal menurut ajaran Islam. Salah satu bahan utama sushi adalah ikan dan seafood, yang sudah jelas halal berdasarkan Surah Al-Ma’idah ayat 96, yang berbunyi:

Dihalalkan bagimu hewan buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan…

Ikan dan seafood, seperti kepiting, termasuk dalam kategori hewan laut yang halal untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, sushi yang menggunakan bahan-bahan seperti ikan dan seafood secara langsung bisa dikatakan halal.

Meskipun sushi umumnya halal, terdapat beberapa faktor yang bisa menjadikannya haram. Beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan dalam proses persiapan sushi adalah sebagai berikut:

Bacaan Lainnya: 6 Makanan Nonhalal yang Dimodifikasi Jadi Halal

  1. Penggunaan Alkohol, salah satu bahan yang perlu diperhatikan adalah mirin (anggur beras manis) atau sake, yang sering digunakan dalam nasi sushi atau saus. Meski kadarnya kecil, alkohol yang terkandung dalam mirin dan sake membuat sushi menjadi tidak halal.
  2. Daging Babi dan Belut, beberapa varian sushi juga menggunakan daging babi, belut, atau ikan yang dimasak dengan saus mengandung alkohol, yang menjadikannya haram. Keberadaan bahan-bahan ini sangat mempengaruhi status kehalalan sushi.
  3. Kaviar dari Ikan Tak Bersisik, kaviar terutama dari ikan yang tidak memiliki sisik, bisa menambah keraguan terkait status kehalalannya, karena ikan tak bersisik masih menjadi perdebatan status kehalalannya.
  4. Crab Stick Olahan, crab stick yang sering digunakan dalam sushi biasanya dibuat dari bahan olahan yang bisa mengandung bahan tambahan yang tidak jelas status kehalalannya. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa bahan-bahan yang digunakan dalam crab stick.
  5. Kontaminasi Silang, salah satu hal yang sering luput adalah masalah kontaminasi silang. Jika sushi disiapkan di dapur yang juga digunakan untuk mempersiapkan bahan-bahan haram (seperti daging babi atau alkohol) tanpa pemisahan yang jelas, maka kehalalan sushi tersebut bisa dipertanyakan.

Untuk memastikan sushi yang Anda konsumsi halal, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

  1. Pilih Restoran Bersertifikat Halal: Pastikan restoran tempat Anda membeli sushi memiliki sertifikasi halal dari lembaga yang berwenang, seperti BPJPH.
  2. Periksa Bahan-Bahan Sushi: Jika memungkinkan, pastikan bahan-bahan yang digunakan dalam sushi seperti nasi, ikan, sayuran, dan nori adalah bahan yang halal.
  3. Perhatikan Cara Penyajian: Jika sushi disiapkan di dapur yang sama dengan bahan-bahan haram, pastikan tidak ada kontaminasi silang.

Secara garis besar, sushi bisa dikonsumsi oleh umat Muslim, namun beberapa bahan tambahan dan proses persiapan dapat menjadikannya tidak halal.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan bahan yang digunakan, cara penyajian, dan memilih restoran yang memiliki sertifikasi halal. Dengan perhatian yang lebih pada detail ini, Anda dapat menikmati sushi yang halal dan tetap sesuai dengan prinsip Islam.

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *