
HALAL CORRIDOR – Belakangan ini publik dihebohkan dengan kabar ompreng atau food tray pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga mengandung minyak babi.
Isu tersebut menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi umat Islam yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia.
Meski belum ada kepastian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menelusuri persoalan ini.
Walaupun secara teknis BPOM tidak mengatur soal kehalalan, pemeriksaan tetap akan dilakukan guna memastikan keamanan food tray yang dipakai.
Dilansir melalui laman Detik.com, Rabu, (3/9), memberikan penjelasan tentang jenis-jenis food tray berbahan stainless steel yang kerap digunakan diantaranya:
Baca Artikel Menarik Lainnya: 7 Rekomendasi Food Tray Bersertifikat Halal
- Stainless Steel SUS 304
Bahan ini terbuat dari besi dengan campuran kromium (18%) dan nikel (8%). SUS 304 populer dipilih karena lebih tahan terhadap korosi, suhu tinggi, serta kondisi lingkungan ekstrem.
- Stainless Steel SUS 201
Jenis ini menggunakan tambahan mangan dan nitrogen. Walaupun memiliki kekuatan mekanik yang cukup baik, daya tahannya terhadap karat dan suhu ekstrem lebih rendah dibanding SUS 304.
Lalu, bagaimana Mengetahui Food Tray Halal atau Tidak?
Ada dua langkah penting untuk memastikan food tray benar-benar bebas dari kontaminasi bahan nonhalal, termasuk minyak babi atau lard:
1. Menelusuri proses produksi
Periksa apakah dalam proses pembuatan food tray digunakan campuran lemak atau minyak hewan. Jika iya, perlu dipastikan asal-usul bahan tersebut.
2. Mengecek Material Safety Data Sheet (MSDS)
Dokumen ini berisi informasi detail mengenai bahan kimia dan material yang dipakai dalam proses pembuatan food tray dari awal hingga akhir. Dengan begitu, kita bisa memastikan tidak ada bahan haram yang digunakan.
Beredarnya kabar bahwa food tray tidak halal hanya karena berasal dari China sejatinya tidak bisa dijadikan alasan utama.
Status halal sebuah produk tidak ditentukan oleh asal negara, melainkan dari bahan dan proses produksinya.
Karena itu, pengujian laboratorium dan sertifikasi halal tetap menjadi langkah paling tepat.
Kasus food tray MBG menjadi pengingat penting bahwa halal tidak sebatas pada isi makanan, melainkan juga wadah dan prosesnya.
Selalu periksa bahan, telusuri proses produksi, dan pastikan sertifikasi halal sebelum memilih wadah makan. (AL)
Tinggalkan Balasan