Kemasan Produk Jadi Tantangan, UMKM Indonesia Diminta Berbenah

Display produk UMKM Indonesia di kegiatan K-Halal Festa 29-31 Agustus

HALAL CORRIDOR – Kehadiran Halal Corridor di ajang K-Halal Festa Agustus lalu membawa dua kabar penting bagi UMKM Indonesia.

Satu sisi, produk halal Tanah Air berhasil mencuri perhatian buyer internasional.

Namun di sisi lain, masih ada pekerjaan rumah besar yang perlu segera dibenahi yaitu kemasan produk.

Dari total 214 produk halal UMKM yang dibawa, banyak yang mendapat respon positif, terutama dari sektor kuliner seperti sambal, kerupuk tempe, dan minuman tradisional.

Rasa dan kualitasnya diakui setara, bahkan memikat banyak pengunjung.

Sayangnya, ketika berbicara soal daya saing di pasar global, penampilan luar alias packaging dianggap masih belum menjual.

Hal ini disampaikan langsung oleh Fadia Mutiara, General Manager Halal Corridor, yang mendampingi jalannya expo.

Baca Artikel Menarik Lainnya: Sambal Indonesia Jadi Primadona di K-Halal Festa 2025

Menurutnya, produk Indonesia tidak kalah dalam rasa dan mutu. Namun di pasar Korea, kemasan justru menjadi penentu pertama yang memengaruhi minat konsumen.

“Kualitas produk UMKM kita sebenarnya bagus. Hanya saja, kemasan masih harus diperbaiki agar bisa bersaing di pasar internasional,” jelas Fadia saat melakukan laporan kegiatan expo, Kamis, (11/9)

Senada dengan itu, Abdul Hamid, perwakilan Indonesia di Korea, juga menyoroti pentingnya kemasan.

Menurutnya, konsumen Korea memiliki standar tinggi dalam hal estetika dan kepraktisan.

Sehingga produk Indonesia perlu tampil lebih profesional, modern, dan sesuai selera pasar.

Sorotan ini kemudian ditanggapi serius oleh Fasial Hasan Basri, Sekretaris Jenderal Komunitas Sahabat UMKM.

Ia menekankan bahwa pembaruan packaging bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan mendesak jika UMKM ingin menembus pasar ekspor.

Bahkan, timnya mulai diarahkan untuk mendampingi UMKM, terutama produk dengan potensi besar seperti sambal, agar mampu meningkatkan kualitas kemasan sesuai standar internasional.

Meski begitu, tidak semua sektor mendapat catatan serupa. Produk fashion lokal Indonesia justru meraih apresiasi positif.

Dari segi desain hingga kualitas bahan, fashion Indonesia dinilai cukup siap untuk masuk pasar Korea dan mampu bersaing dengan brand global.

Catatan penting mengenai packaging ini menjadi pengingat bagi UMKM bahwa kualitas rasa saja tidak cukup.

Di era persaingan global, branding visual melalui kemasan memegang peranan besar untuk memenangkan hati konsumen.

Dengan pembaruan yang tepat, produk Indonesia bukan hanya diminati karena rasanya, tetapi juga tampil memikat di rak-rak pasar internasional. (AL)

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *