
HALAL CORRIDOR – Meningkatnya tren wirausaha di kalangan anak muda, khususnya dalam bidang kuliner, membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.
Banyak dari mereka yang memulai bisnis makanan dan minuman dengan konsep unik dan kekinian.
Namun, di tengah semangat inovasi tersebut, ada satu hal penting yang sering kali terlewat: kesadaran akan pentingnya sertifikasi halal.
Bagi pengusaha Muslim, memastikan kehalalan produk bukan hanya soal kepatuhan terhadap ajaran agama, tetapi juga tentang membangun kepercayaan konsumen.
Di era digital ini, konsumen makin selektif dan sadar akan apa yang mereka konsumsi.
Baca Artikel Menarik Lainnya: Potensi Ekonomi Halal Luar Biasa, Haikal Hasan Dorong Indonesia Ambil Peran Strategis
Mereka tidak hanya peduli pada cita rasa, tetapi juga bagaimana makanan itu diproses, dari mana bahan-bahannya berasal, dan apakah semuanya memenuhi standar halal.
Sertifikasi halal bukan sekadar label formalitas. Proses ini mencakup peninjauan menyeluruh terhadap bahan baku, proses produksi, kebersihan, hingga manajemen usaha.
Dengan mengantongi sertifikat halal sejak dini, pelaku usaha muda tidak hanya menegaskan komitmennya terhadap konsumen Muslim, tetapi juga membuka peluang untuk masuk ke pasar yang lebih luas, termasuk ekspor ke negara-negara dengan regulasi halal yang ketat.
Mengurus sertifikasi halal kini juga tidak serumit yang dibayangkan. Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah menyediakan layanan yang lebih mudah dan terstruktur.
Bahkan, untuk pelaku UMKM, tersedia skema self-declare (pernyataan mandiri) secara gratis bagi yang telah memenuhi syarat tertentu.
Baca Artikel Menarik Lainnya: Apa Bedanya Sertifikasi Halal Self Declare dan Reguler?
Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi para pelaku usaha rintisan yang ingin usahanya berkembang tanpa terbebani proses birokrasi yang rumit.
Mulai dari sekarang, anak muda yang bergerak di bisnis kuliner perlu membiasakan diri untuk menerapkan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) secara konsisten.
Dengan begitu, bisnis tidak hanya sekadar laris, tetapi juga punya nilai tambah dan keberlanjutan dalam jangka panjang.
Karena di dunia kuliner, rasa mungkin membawa pelanggan datang pertama kali. Tapi kepercayaan termasuk dalam hal kehalalan yang akan membuat mereka kembali. (AL)
Tinggalkan Balasan