10 Makanan Khas Idul Adha yang Wajib Kamu Coba!

HALAL CORRIDOR – Idul Adha bukan sekadar momen ibadah, tetapi juga waktu berkumpul bersama keluarga dan berbagi kebahagiaan melalui hidangan lezat.

Setiap negara Muslim memiliki caranya masing-masing dalam mengolah daging kurban menjadi makanan khas yang mencerminkan budaya, rasa, dan semangat kebersamaan.

Yuk, kita intip 10 makanan khas Idul Adha dari berbagai penjuru dunia yang wajib kamu coba!

1. Kavurma – Turki

Di Turki, aroma Idul Adha begitu terasa lewat kavurma, olahan daging domba atau sapi yang ditumis dengan mentega dan rempah-rempah khas Anatolia. Prosesnya sederhana, namun rasa gurihnya begitu mendalam.

Kavurma sering dijadikan persediaan untuk berhari-hari setelah kurban karena bisa diawetkan dalam lemak. Tradisi ini bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang ketahanan pangan dan kearifan lokal.

2. Tagine – Maroko

Dari Turki, kita menyeberang ke Maroko, tempat di mana daging kurban diolah dalam tagine—panci berbentuk kerucut khas Afrika Utara. Potongan daging dimasak perlahan bersama rempah, buah kering, dan sayuran hingga empuk dan meresap.

Tagine bukan hanya makanan, tapi juga simbol dari kesabaran dan cinta dalam memasak. Menyantapnya pun tak terburu-buru, karena setiap suap membawa kehangatan rumah.

3. Biryani – Pakistan

Jika di Maroko tagine menjadi raja meja makan, maka di Pakistan biryani-lah sang primadona. Nasi panjang basmati bertemu potongan daging kambing berbumbu, lalu dipadukan dengan saffron, cengkih, dan kapulaga.

Aromanya saja sudah cukup untuk membuat siapa pun lapar. Biryani bukan sekadar nasi berbumbu, melainkan perayaan rasa yang kompleks dan penuh kejutan.

Baca Artikel Menarik Lainnya: Kenapa Bangkai Ikan Halal? Begini Penjelasannya!

4. Sate Kambing – Indonesia

Kembali ke tanah air, siapa yang bisa menolak godaan sate kambing saat Idul Adha? Daging yang dipotong kecil, dimarinasi dengan rempah lokal, lalu dibakar di atas bara api. Bau asapnya seolah jadi pengumuman tak resmi bahwa lebaran haji telah tiba.

Sate kambing tak pernah gagal jadi menu andalan keluarga Indonesia, disajikan dengan bumbu kecap atau kacang, lengkap dengan lontong dan sambal.

5. Korma – India

Di India, korma jadi sajian yang dinanti-nanti. Daging dimasak dalam kuah kental yang terbuat dari yogurt, kacang mete, dan rempah khas India. Rasanya lembut, tidak terlalu pedas, namun tetap kaya dan memanjakan lidah. Korma mencerminkan keseimbangan: antara kekayaan rasa dan kelembutan tekstur, antara perayaan dan ketenangan.

6. Nasi Mandi – Arab Saudi

Di tanah suci, Idul Adha dirayakan dengan sajian bernama mandi. Nasi yang dimasak bersama daging kambing dan bumbu Arab ini biasanya disajikan dalam nampan besar, disantap beramai-ramai.

Filosofi berbagi begitu kental terasa, karena satu hidangan bisa dinikmati oleh banyak orang. Mandi bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang kebersamaan.

7. Nasi Kebuli – Malaysia

Mirip dengan mandi, Malaysia punya nasi kebuli yang menjadi favorit saat Idul Adha. Nasi dimasak bersama kaldu daging dan rempah-rempah Timur Tengah, lalu disajikan dengan daging kambing empuk, kismis, dan kadang telur rebus.

Nasi kebuli menyatukan pengaruh Arab dan Melayu dalam satu piring yang harmonis, mencerminkan akar sejarah dan keterbukaan budaya.

8. Bhuna Gosht – Bangladesh

Di Bangladesh, daging kurban diolah menjadi bhuna gosht—tumis daging dengan bumbu yang dimasak hingga mengering. Tak ada kuah, tapi justru itu yang jadi kekuatannya.

Rempahnya tajam, aromanya menggoda, dan teksturnya padat rasa. Bhuna gosht membuktikan bahwa kekuatan sebuah masakan kadang terletak pada kesederhanaan proses, tapi kedalaman rasa.

9. Fattah – Mesir

Salah satu hidangan yang paling dinanti di Mesir saat Idul Adha adalah fattah. Bayangkan potongan roti pita yang disusun di atas nasi, lalu disiram kuah daging dan saus bawang putih dengan cuka.

Rasanya tajam namun menggugah. Fattah dikenal sejak zaman Mesir kuno dan masih bertahan hingga kini sebagai simbol tradisi yang terus diwariskan.

10. Ambuyat – Brunei Darussalam

Terakhir, mari kita tengok ke Brunei. Di sana, ada makanan unik bernama ambuyat, terbuat dari tepung sagu yang disajikan dengan saus belacan dan lauk daging kurban.

Teksturnya kenyal, cara makannya pun berbeda—diputar dengan sumpit khusus. Ambuyat bukan makanan cepat saji, ia mengajak kita untuk menikmati proses dan melambat sejenak.

Melalui sepiring kavurma, biryani, sate, atau ambuyat, kita bisa merasakan bagaimana Idul Adha dirayakan oleh jutaan umat Islam di berbagai belahan dunia. Setiap sajian punya cerita, setiap rasa punya makna.

Inilah keindahan Idul Adha ketika iman, budaya, dan kuliner berpadu menjadi satu pengalaman spiritual dan sosial yang menyeluruh. Mau coba salah satu hidangan ini untuk Idul Adha tahun ini? Atau kamu punya resep khas dari daerahmu sendiri? Bagikan ceritamu di kolom komentar!

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *