
HALAL CORRIDOR – Pernah nggak sih kamu sedang asyik menikmati makanan, lalu mendadak teringat “Eh, ini halal nggak ya?” Momen seperti ini sering terjadi, apalagi saat kita nggak begitu paham apa saja bahan makanan yang termasuk nonhalal.
Selama ini, banyak orang mengira bahwa bahan nonhalal hanya terbatas pada daging babi atau minuman keras. Padahal kenyataannya, lebih dari itu.
Zaman sekarang, banyak makanan yang tampilannya biasa saja, tapi ternyata menyimpan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan aturan kehalalan dalam Islam.
Biar kamu nggak salah pilih dan lebih tenang saat makan, yuk kenali berbagai jenis bahan makanan nonhalal dan tips mudah menghindarinya.
Baca Artikel Menarik Lainnya: 5 Tips Cerdas Belanja Produk Halal di Marketplace
Daging dan Produk Hewani yang Tidak Halal
Yang paling mudah dikenali tentu saja daging babi dan olahannya seperti ham, bacon, dan sosis babi. Namun, ada juga lard alias lemak babi, yang sering digunakan untuk membuat roti, pastry, hingga biskuit agar teksturnya lebih lembut.
Selain itu, perhatikan juga keberadaan gelatin, terutama yang berasal dari rebusan kulit atau tulang babi. Gelatin banyak ditemukan pada permen, marshmallow, jeli, dan produk berbasis jelly lainnya. Bahkan, ada juga kerupuk kulit babi yang dijual sebagai camilan atau tambahan makanan.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah proses penyembelihan. Hewan seperti ayam atau sapi yang disembelih tanpa menyebut nama Allah, atau tidak sesuai syariat, juga masuk kategori nonhalal meski dagingnya sendiri bukan babi.
Alkohol dan Produk Fermentasi
Minuman seperti bir, wine, atau wiski jelas haram. Tapi tahukah kamu, alkohol juga bisa tersembunyi dalam makanan? Misalnya kue dengan rum, saus tiramisu, atau marinasi daging dengan mirin dan sake.
Beberapa bumbu dapur yang umum di masakan Jepang dan Tiongkok seperti mirin, angciu (arak beras), dan sake mengandung alkohol dalam jumlah tertentu dan digunakan untuk meningkatkan aroma serta rasa makanan. Bahkan, kecap Jepang (shoyu) pun bisa memiliki sedikit kandungan alkohol karena proses fermentasi.
Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), batas toleransi alkohol dalam produk makanan dan minuman maksimal adalah 0,5%. Jika melebihi itu, atau alkoholnya berasal dari proses pembuatan khamr, maka hukumnya haram, bahkan jika makanan tersebut tidak memabukkan.
Cara Cek dan Hindari Bahan Makanan Nonhalal
Biar kamu nggak kecolongan, ada beberapa langkah praktis yang bisa kamu lakukan:
- Selalu cek label produk.
Perhatikan komposisi bahan, terutama istilah asing atau kode aditif seperti E441 (gelatin) dan E120 (pewarna dari serangga). - Pilih produk bersertifikat halal.
Sertifikasi halal dari lembaga resmi seperti BPJPH adalah jaminan bahwa produk sudah diperiksa menyeluruh dari bahan baku hingga proses produksinya. - Jangan ragu bertanya.
Kalau kamu makan di restoran atau membeli makanan dari brand tertentu, tanyakan langsung ke penjual atau produsen soal status kehalalannya. - Hindari yang meragukan.
Dalam Islam, jika suatu produk masih diragukan kehalalannya, maka lebih baik ditinggalkan demi kehati-hatian.
Tetap Waspada Demi Keberkahan
Bahan makanan nonhalal bisa muncul di mana saja bahkan dalam makanan yang secara visual terlihat “aman.” Itulah mengapa, penting banget buat kita untuk tetap teliti, waspada, dan paham terhadap jenis-jenis bahan yang perlu dihindari.
Dengan pemahaman yang baik dan sikap hati-hati, kamu bisa menikmati makanan dengan lebih tenang. Karena bagi umat Muslim, makan bukan sekadar mengisi perut, tapi juga soal menjaga keberkahan dalam hidup sehari-hari. (AL)
Tinggalkan Balasan