Korsel Jadi Negara Potensial UMKM Kopi Halal Indonesia

Ilustrasi coffee shop di Korea

HALAL CORRIDOR – Korea Selatan bukan hanya soal K-pop, drama romantis, atau skincare yang adiktif.

Negeri Ginseng ini juga diam-diam menjadi salah satu negara dengan budaya minum kopi paling masif di dunia.

Data dari Institute for Korean-American Economic Studies menyebutkan bahwa rata-rata orang Korea meminum sekitar 12,3 cangkir kopi per minggu—itu artinya hampir dua cangkir per hari! Bayangkan betapa pentingnya secangkir kopi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea.

Namun, kopi di Korea bukan sekadar rutinitas. Ia telah menjelma menjadi simbol gaya hidup. Di pagi hari sebelum masuk kantor, saat bertemu klien, hingga ketika menunggu kekasih, kopi seolah jadi teman setia yang tak tergantikan.

Kedai kopi di sana pun menjamur bak jamur di musim semi—dari waralaba besar hingga coffee shop kecil penuh estetika.

Menariknya, cinta masyarakat Korea terhadap kopi tak hanya berhenti di kafe-kafe cantik yang Instagramable. Mereka juga sangat menggemari kopi instan.

Pada tahun 2018, lebih dari 35 persen warga Korea mengonsumsi kopi instan setiap hari. Jumlah ini bahkan mengalahkan tingkat konsumsi kopi instan di Amerika Serikat. Dan meski instan, urusan kualitas tetap jadi prioritas. Banyak kopi instan di sana dikemas dengan desain elegan dan rasa yang terus diperbarui.

Tapi bagaimana sejarah kopi bisa tumbuh begitu kuat di negara ini? Ternyata, kisahnya sudah dimulai sejak abad ke-19. Pada tahun 1896, Raja Gojong menjadi orang Korea pertama yang mencicipi kopi ala Barat.

Tak lama kemudian, muncullah dabang—kafe klasik Korea yang kala itu hanya bisa dinikmati kalangan elite. Seiring waktu, kopi semakin membumi dan kini menjadi bagian dari identitas modern masyarakat Korea.

Perkembangan ini ditunjukkan dengan jumlah kedai kopi yang luar biasa banyak. Berdasarkan data Statistik Korea, pada akhir tahun 2022, jumlah kedai kopi di seluruh negeri mencapai 100.729 unit.

Industri ini menghasilkan omzet gabungan sebesar 15,5 triliun won atau sekitar Rp170 triliun, serta mempekerjakan lebih dari 270 ribu orang. Bahkan, jumlah brand kopi di Korea lebih banyak dari brand ayam goreng, lho!

Melihat geliat pasar kopi di Korea Selatan, Indonesia tentu tak tinggal diam. Dalam ajang Seoul International Café Show 2024, kopi-kopi Indonesia seperti Gayo, Mandailing, dan robusta Jawa berhasil mencuri perhatian para coffee roaster dan pengunjung.

Tak tanggung-tanggung, potensi transaksi yang dicatat mencapai 3,25 juta dolar AS atau sekitar Rp48,26 miliar. Ini membuktikan bahwa kopi Indonesia punya peluang besar di pasar Korea, apalagi karena masyarakat Korea juga mulai tertarik pada produk yang punya nilai keberlanjutan, eco-friendly, dan halal.

Langkah konkret pun sudah diambil oleh para pelaku UMKM kopi Indonesia. Pada 2024 lalu, Kopi Tuku—brand lokal yang populer dengan konsep kopi rumahan—buka pop-up store di Seoul bekerja sama dengan Kornerd Coffee, salah satu pemain besar industri kopi di Korea.

Di sisi lain, brand asal Bandung, Jabarano, juga ikut berekspansi ke sana. Kehadiran mereka bukan hanya memperkenalkan cita rasa kopi Indonesia, tapi juga membuktikan bahwa UMKM halal Indonesia punya tempat di pasar internasional.

Selain tingginya konsumsi kopi, Korea Selatan juga mencatat lonjakan kunjungan wisatawan Muslim dalam beberapa tahun terakhir. Banyak dari mereka yang mencari produk halal dan terpercaya, termasuk kopi. Dengan tren ini, sertifikasi halal bukan lagi nilai tambah—tapi sudah jadi kebutuhan utama.

Inilah saat yang tepat bagi pelaku UMKM halal Indonesia untuk melirik pasar Korea Selatan. Dukungan pun hadir lewat berbagai ajang internasional seperti Korea Halal Trade and Economic Expo (KHTEE) 2025.

Melalui platform ini, produk-produk halal Indonesia bisa tampil di panggung global, membangun jaringan, hingga menjajaki ekspor yang lebih luas.

Kalau kamu pelaku UMKM yang ingin go international, inilah momenmu. Dengan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan, ditambah sertifikasi halal yang menjadi kebutuhan global, Korea Selatan bisa menjadi pintu masuk menuju dunia.

Jadi, siapkah kamu menembus pasar Korea dan memperkenalkan kopi halal Indonesia ke dunia? (AL)

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *