Halal Check: Ciri-ciri Makanan Mengandung Babi

Ilustrasi ciri-ciri produk mengandung babi (istock)

HALAL CORRIDOR – Dalam ajaran Islam, babi termasuk hewan yang haram dikonsumsi. Namun di zaman modern, bahan-bahan turunan babi bisa saja tersembunyi dalam berbagai jenis makanan.

Bahkan yang tampak biasa seperti roti, permen, atau kue kering bisa saja mengandung babi. Karena tak hanya dagingnya, bagian lain seperti lemak, gelatin, atau enzim dari babi juga banyak digunakan dalam industri pangan.

Karena itu, penting bagi umat Muslim untuk memahami ciri-ciri makanan yang kemungkinan mengandung unsur babi. Dengan begitu, kita bisa lebih berhati-hati dalam memilih makanan, baik yang dikonsumsi sendiri maupun untuk keluarga.

Berikut adalah beberapa ciri umum yang bisa membantu kamu mengenali apakah suatu makanan berpotensi mengandung babi:

Baca Artikel Menarik Lainnya: Tips Cerdas Konsumen Muslim Memilih Produk Halal

1. Daging Berwarna Pucat dan Berminyak

Jika kamu menemukan makanan dengan potongan daging, perhatikan cirinya. Daging babi umumnya memiliki warna pink pucat, seratnya halus, dan teksturnya cenderung lembek karena banyak mengandung lemak. Permukaannya biasanya tampak berminyak dan licin.

2. Aroma Amis Khas yang Tidak Biasa

Daging babi memiliki aroma amis yang berbeda dengan daging sapi atau ayam. Baunya lebih menyengat dan khas. Jika kamu mencium aroma aneh dari daging yang disajikan, sebaiknya waspadai sebelum mengonsumsi.

3. Makanan Terlalu Renyah dan Lembut

Lemak babi, atau lard, sering digunakan dalam memanggang atau menggoreng makanan. Lard membuat tekstur makanan menjadi sangat renyah atau lembut di bagian dalam.

Beberapa produk pastry, biskuit, atau makanan goreng bisa jadi menggunakan lard untuk hasil tekstur seperti ini. Namun tentu saja, tidak semua makanan renyah menggunakan lard, untuk memastikannya kamu bisa bertanya langsung ke penjual atau melihat label komposisi.

4. Tidak Ada Label Halal atau Mengandung Babi

Waspadai produk tanpa label halal dari BPJPH. Selain itu, produk yang mengandung babi juga wajib mencantumkan label khusus dari BPOM dengan tulisan “Mengandung Babi” disertai gambar babi dalam kotak putih.

Jika kamu menemukan produk tanpa label halal maupun tanpa label peringatan, dan tidak yakin asal-usulnya, sebaiknya hindari dulu.

Kode E di Makanan: Benarkah Terkait Babi?

Baca Artikel Menarik Lainnya: 20 Lembaga Halal yang Diakui oleh BPJPH

Beredar anggapan bahwa kode E pada label makanan menunjukkan adanya kandungan babi. Ini tidak sepenuhnya benar.

Kode E sebenarnya adalah sistem penomoran internasional yang digunakan di Eropa (European Numbering System) untuk bahan tambahan pangan (BTP) atau aditif.

Kode ini tidak menjelaskan sumber bahan, melainkan hanya menunjukkan jenis dan fungsinya. Jadi, meskipun suatu aditif diberi kode E tertentu, kita tetap perlu menelusuri asal bahan bakunya, karena bisa berasal dari hewan halal, hewan haram seperti babi, atau tumbuhan.

Aturan Umum Arti Kode E

Agar kamu lebih mudah mengenali fungsi kode E, berikut klasifikasi umum berdasarkan kategori bahan tambahan:

  • E100 – E199: Pewarna
  • E200 – E299: Pengawet
  • E300 – E399: Antioksidan dan pengatur keasaman
  • E400 – E499: Pengental, penstabil, dan pengemulsi
  • E500 – E599: Pengatur keasaman dan anti-penggumpalan
  • E600 – E699: Penguat rasa
  • E700 – E799: Antibiotik
  • E900 – E999: Agen pelapis, pemanis, dan gas
  • E1000 – E1599: Aditif lainnya

Misalnya, E471 adalah emulsifier yang bisa berasal dari lemak babi atau dari tumbuhan. Tanpa informasi jelas dari produsennya atau label halal, kamu tak bisa menilai kehalalannya hanya dari kode ini.

Makanan dengan kandungan babi bisa hadir dalam bentuk yang tidak terduga. Tidak cukup hanya melihat jenis makanannya saja, kamu juga perlu jeli membaca label, mengenali ciri visual dan aroma, serta mengecek sertifikasi halal. (AL)

Categories:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *