
HALAL CORRIDOR – Isu halal kini bukan lagi semata soal keyakinan, tapi telah menjadi isu besar dalam dunia bisnis global.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, dalam keynote speech pada sesi panel ketiga Kumparan Halal Forum 2025 bertema “The ‘X’ Factor to Accelerate Your Halal Certification Process”.
Dalam pemaparannya, ia menyatakan bahwa negara-negara non-Muslim seperti Amerika, Jepang, dan Thailand kini justru berlomba-lomba mengembangkan produk halal demi memenuhi permintaan pasar global.
Bahkan akses terhadap produk halal di negara-negara tersebut saat ini sudah semakin mudah.
“Halal telah menjadi standar global baru yang mendatangkan peluang ekonomi besar. Kita tidak bisa tertinggal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kementerian Agama bersama BPJPH tengah mendorong penyeragaman simbol halal dunia, menyusul pertemuan strategis yang digelar di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Penyeragaman simbol halal ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan konsumen dan memperlancar ekspor produk halal antarnegara.
Baca Artikel Menarik Lainnya: Aceh Penerima Vaksin Terendah, Kehalalan Jadi Isu Utama
Namun, untuk mencapai itu, transparansi produsen menjadi kunci utama. Menteri Agama menekankan bahwa masih banyak pelaku usaha yang menggunakan bahan tambahan, bahan penolong, hingga barang gunaan yang belum tentu memenuhi standar kehalalan. Di sinilah sertifikasi halal memegang peran krusial.
“Produsen harus jujur dan terbuka. Transparansi dalam proses produksi penting untuk memastikan kehalalan,” ujarnya.
Ia menambahkan, sertifikasi halal bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari tanggung jawab moral dan bisnis untuk memberikan produk yang sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang konsumen muslim.
Tak hanya itu, Nasaruddin juga mengajak konsumen untuk berani bertanya dan aktif memastikan produk yang mereka konsumsi benar-benar halal.
“Jangan malu bertanya soal halal. Itu hak konsumen dan kewajiban produsen untuk memberi kepastian,” tegasnya.
Baca Artikel Menarik Lainnya: Terlanjur Konsumsi Makanan Nonhalal, Bagaimana Hukumnya?
Dunia kini melihat halal sebagai nilai ekonomi strategis. Bukan hanya negara mayoritas Muslim yang berperan, tapi juga negara-negara besar dunia mulai menempatkan halal sebagai prioritas industri.
Melalui penyeragaman simbol halal dan peningkatan transparansi produsen, Indonesia berupaya menjadi pemain utama dalam rantai pasok halal global.
Dukungan dari pemerintah, pelaku usaha, dan konsumen akan menjadi faktor percepatan yang dibutuhkan untuk menjadikan Indonesia pusat industri halal dunia. (AL)
Tinggalkan Balasan